Sejarah Desa Kutorejo



Sejarah Desa

 

Desa Kutorejo mempunyai sejarah tersendiri yang bersumber dari perpindahan dari Kabupaten Posono (artinya ngeposo ning kono) Pakuncen (Kabupaten Kertosono Lama) ke Kabupaten Kertosono Baru pada tahun ± 1811 pada waktu itu diperintah oleh seorang Bupati bernama Radenmas Tumenggung Purwodiningrat (dari Pasuruan, putra dari Radenmas Tumenggung Purwonegoro)

Ketepatan pada tahun ± 1870 ada 7 orang prajurit yang lari dari kerajaan Mataram menuju tanah Jawa karena terdesak oleh musuh. Diantara 7 orang tersebut, salah satunya bernama Kek Si, yang mempunyai ide membuat perkampungan bersama temannya. Kemudian dia bermusyawarah untuk membuat perkampungan kecil di tempat tersebut, dengan harapan perkampungan tersebut menjadi ramai nantinya maka diberi nama rejo yang dalam bahasa Indonesia artinya ramai. Kemudian pada tahun  tersebut dibentuk pemerintahan desa dan Kek Si yang menjadi Kepala Desanya.

Di saat itu orang masih awam dan ekonominya belum teratur. Agamanya masih berkelompok-kelompok, masih banyak tanah yang dianggap mistis dan kepercayaan bahwa pepohonan besar mempunyai keramat.

Setelah Kek Si meninggal tahun 1890 lalu membentuk Kepala Desa yang ke dua bernama R. Suratman Djojo Prawiro, pemerintahan mulai ada perkembangan agama Islam mulai masuk walaupun banyak hambatan dan rintangan. Setelah R. Suratman Djojo Prawiro meninggal dunia Kepala Desa digantikan oleh R. Kusumonoto (menjabat dari tahun 1930 - 1935). Desapun mulai maju dan pertanian mulai berjalan. Kemudian setelah Kepala Desa ke tiga meninggal dunia digantikan oleh Kepala Desa yang ke empat yaitu Kartomo pada tahun 1935 - 1945. Desa mulai teratur, pertanian dan ekonomi desa mulai teratur, agama mulai ada perkembangan. Setelah Bpk. Kartomo meninggal dunia Kepala Desa digantikan oleh Bpk. Slamet dengan nama Mangun Sentono pada tahun 1945 - 1959.

Di masa pemerintahan oleh Bpk. Mangun Sentono semua mengalami kemajuan yang baik. Kemudian dengan adanya situasi yang ada Desa Rejo namanya diganti dengan Desa Kutorejo karena Desa berada di tengah-tengah kota (Kuto, menurut bahasa jawa), dan jadi pusat keramaian (Rejo, menurut bahasa jawa). Dan disepakati bersama bahwa nama desa Rejo diganti dengan Kutorejo. Setelah Mangun Sentono turun jabatan digantikan oleh Bpk. S. Martoharsono (Djojodiwirjo) pada tahun 1959 - 1973. Dari pemerintahan beliau semakin berkembang dan banyak kemajuan. Dan setelah meninggalnya Bpk. S. Martoharsono (Djojodiwirjo) diganti oleh Bpk. Abdul Mu’in pada tahun 1973 - 1990 dan dalam pemerintahan beliau juga mengalami perkembangan yang pesat dibidang pertanian, ekonomi mulai teratur dan agama mulai berkembang pesat. Dan setelah meninggalnya Bpk. Abdul Mu’in jabatan Kepala Desa digantikan oleh Bpk. Edie Soewarto pada tahun 1990 - 2005. Dalam pemerintahan beliau perkembangan pertanian, ekonomi dan usaha mikro berkembang dengan pesat dan agama sudah tertata.

Setelah Bpk. Edie Soewarto meninggal dunia pemerintahan beliau diganti oleh Bpk. Mukadis, S.Pd. dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2019. Perkembangan ekonomi, pertanian, koperasi berkembang dengan pesat, pembangunan, kemiskinan semakin berkurang, keagamaan tertata dengan baik.

Setelah pemerintahan Bpk. Mukadis, S.Pd. dari tahun 2007 - 2019 beliau diganti oleh Bpk. Slamet Sunarto sampai dengan sekarang. Perkembangan ekonomi, pertanian, koperasi berkembang dengan pesat, pembangunan, kemiskinan semakin berkurang, keagamaan semakin tertata dengan baik.

Dalam perkembangannya banyak sekali warga dari daerah-daerah lain menjadi penduduk Desa Kutorejo. Sebagaimana desa lainnya di Pulau Jawa maka Pemerintahan Desa Kutorejo dipimpin oleh Kepala Desa dan di bantu oleh aparat-aparat desa sebagaimana tercantum di bawah ini :

Lurah/Kades         :    Kepala Desa

Carik                     :    Sekretaris Desa

Kamituwo              :    Kepala Dusun

Modin                    :    Kasi Kesejahteraan dan Pelayanan Umum

Kebayan                :    Kasi Pemerintahan

Jogoboyo I             :    Kaur Keuangan

Jogoboyo II            :    Pelaksana Teknis

Jogotirto                :    Kaur Umum dan Perencanaan

Tahun 2001 dengan berhembusnya angin reformasi ke seluruh wilayah Indonesia muncullah lembaga baru yaitu BPD, kalau dulu adalah lembaga LKMD. Tahun 2009 muncullah program PNPM-MP. Suatu yang bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan secara berkala, mandiri dan dibentuklah lembaga baru LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) yang anggotanya dipilih secara demokratis oleh masyarakat sendiri.

Secara geografis Desa Kutorejo terletak pada posisi 11105º-1120,3’ Bujur Timur dan 7020-7059º Lintang Selatan. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 46 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS kabupaten Nganjuk tahun 2014, selama tahun 2014 curah hujan di Desa Kutorejo rata-rata mencapai 12 mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 14 mm.

Secara administratif, Desa Kutorejo terletak di wilayah Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Banaran di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Nglawak dan Kelurahan Banaran di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Pelem dan Desa Tembarak sedangkan di sisi Timur berbatasan dengan Sungai Brantas dan Kabupaten Jombang.

Jarak tempuh Desa Kutorejo ke ibu kota kecamatan ( Kec. Kertosono ) adalah 0,3 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 2 menit dengan kendaraan bermontor. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 25 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 0,5 jam.

 

Batas – batas desa meliputi :

No

Uraian

Desa

1

Sebelah Utara

Kelurahan Banaran

2

Sebelah Barat

Desa Nglawak dan Kelurahan Banaran

3

Sebelah Selatan

Desa Pelem

4

Sebelah Timur

Sungai Brantas

 

Jarak tempuh Desa Kutorejo ke Kec. Kertosono adalah 0,3 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 2 menit dengan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten Nganjuk adalah 25 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 0,5 jam.