Desa Juwono termasuk desa dengan wilayah penduduk yang kecil, yang hanya terdiri dari dua dusun yaitu Juwono dan Sobowono. Juwono merupakan salah satu desa yang terletak di bagian selatan Kertosono yang berbatasan lansung dengan Desa Trayang Kec. Ngronggot, yang memiliki 2 dusun, yaitu Juwono dan Sobowono.
Secara umum daerah kertosono sudah ada sejak jaman dahulu (jaman Mpu Sendok ± Th . 750 s/d 900 Masehi) sama seperti sejarah kabupaten Nganjuk, dimana pada zaman majapahit biasanya penduduk akan mecari daerah yang berdekatan dengan sungai berantas (yang ada di Kertosono) untuk mempermudah transportasi. Hal ini dikuatkan beberapa prasasti ( perjanjian gianti, dan beberapa prasasti yang tersebar di beberapa kawasan di Nganjuk. Akan tetapi kapan daerah kertosono terbagi dalam beberapa desa masih perlu kajian yang mendalam lagi.
Asal muasal desa Juwono tidak terlepas dari cikal bakal Desa Pekuncen (ada di Kec. Patianrowo) dan Kadipaten Posono (sebutan Kecamatan Kertosono tempo dulu). Pada ± Th 1651 terkisah Nur Jalipah beserta 2 orang pengikutnya membuka lahan baru ± 10 Ha . Dengan bertambahnya waktu kawasan yang dibuka oleh Nur Jalipah menjadi ramai dan berdirilah pesantren, masjid dan lain sebagainya. Pada Th. 1700 serombongan orang dari Mataram (Ngayogyakarta) yang dipimpin oleh RT. Purwodiningrat, yang ditugasi oleh Paku Buwono I untuk membuka Kepatihan yang letaknya di tepian sungai berantas. Rombongan ini terus bertamu dan berunding dengan Nur Jalipah dan atas kesepakatan yang ada maka berdirilah kota keatihan yang baru dengan diberi nama kadipaten Posono. Dan sebagai penghormatan pada nur Jalipah maka di angkatlah ia menjadi Talang Pati (Senopati). Adapun perubahan nama desa Pekuncen karena disitu dimakamkan isteri dari RT. Purwodiningrat dan beberapa tumenggung yang lain.
Dengan berkembangnya Kadipaten Posono maka pembukaan kawasan terus berkembang ke Selatan dan Pusat kadipatenpun berubah keselatan seperti sekarang ini dan sampai pada kawasan hutan yang sekarang menjadi sebuah desa yang ramai yang kita kenal dengan desa Juwono sekarang ini. Adapun untuk nama Juwono banyak tafsiran yang berkembang, yang salah satunya adalah “JUWONO” = jeroning wono atau dalam bahasa Indonesia “di dalam hutan” artinya kawasan yang paling dalam dari pusat pemerintahan
Menurut cerita orang yang dituakan, desa Juwono di awali oleh Mbah Bangsal dan Mbah Bintit. Yang merupaka pasangan suami istri yang membuka hutan pertama kali untuk di jadikan pemukiman dan pertanian. Sehingga sampai sekarang makam Mbah Bangsal dan Mbah Buntit masih di keramatkan oleh warga Juwono. Setiap tahun di desa juwono diadakan nyadran, untuk memeperingati jasa – jasa Mbah Bangsal dan Mbah Bintit sebagi pendiri desa Juwono.Pada zaman Belanda di desa Juwono juga berdiri pabrik pengolahan gula yang bernama SF DJOEWONO, didirikan oleh orang Cina. Di perkirakan pabrik gula itu didirikan pada tahun ± 1928, pabrik ini mengolah tebu dari wilayah kertosono bagian selatan dan ngronggot, pabrik
gula ini beroperasi sampai tahun 1937. Menurut cerita Mbah Munadji ( mbah modin ) sebagai sesepuh desa Juwono pernah di pimpin oleh beberapa kepala desa antara lain:
Sebagaimana desa lainnyan di Pulau Jawa maka Pemerintahan Desa Juwono dipimpin oleh Kepala desa dan dibantu oleh aparat-aparat desa sebagaimana tercantum di bawah ini.
Lurah/Kepala desa = Kepala Desa
Carik = Sekretaris Desa
Kamituwo = Kepala Dusun
Kaur Kesra = Staf Desa Bidang Kesra
Bayan = Staf Desa Bidang Pembangunan
Jogoboyo = Staf Desa Bidang Pemerintahan
Jogotirto = Staf Desa Bidang Pembangunan Pertanian
Tahun 2001, dengan berhembusnya angin reformasi ke seluruh wilayah Indonesia muncullah lembaga baru yaitu BPD, kalau dulu adala lembaga LKMD.
Demikian asal usul Pemerintahan Desa Juwono.
Secara geografis Desa Juwono terletak pada posisi -7.633109 Lintang Selatan dan 112.089176 Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 156 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Nganjuk tahun 2018, selama Tahun 2018 curah hujan di Desa Juwono rata-rata mencapai ........ mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai ........... mm
batas-batas Desa meliputi
Sebela Utara : Desa Bagsri
Sebelah Selatan : Desa Trayang Kecamatan Nronggot
Sebelah Barat : Desa Drenges
Sebelah Timur : Sungai Brantas
Jarak tempuh Desa Juwono ke Kecamatan Kertosono adalah 5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 25 menit dengan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak tempuh ke ibukota Kabupaten Nganjuk adalah 28 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam.